Kartini, As Syifa dan Revowriter
Admin Web
April 26, 2018
0 Comments
"Kartini, As Syifa & Revowriter"
Siapa Pelopor Literasi Sesungguhnya
Di hari peringatan kelahiran Kartini tidak hanya dinobatkan sebagai pahlawan nasional karena rekam jejaknya untuk pendidikan kaumnya di masa itu. Namun bagi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kartini lebih dari itu. Kartini adalah sosok perempuan dengan banyak dimensi. Kartini bukan sekadar tokoh perempuan yang memperjuangkan emansipasi. Tapi, Kartini adalah Ibu Literasi Indonesia.
.
.
Menurut beliau, Kartini merupakan sosok yang pertama kali mengingatkan kaum perempuan untuk meraih pendidikan. Pemikiran Kartini begitu kompleks tertulis dalam surat-suratnya. Jadi, Kartini layak dinobatkan sebagai pelopor literasi nasional.
.
.
Namun sebenarnya jauh sebelum adanya kartini, telah hadir muslimah di zamannya yang menginspirasi dunia akan dunia literasi. Bahkan Perempuan memiliki andil besar dalam membangun masyarakat Islam. Mereka memiliki peranan penting dalam banyak hal. Termasuk dalam urusan agama, urusan pendidikan, maupun urusan ekonomi. Muslimah kala itu tidak hanya sebagai penghafal al-qur’an, perawi hadist, ahli fiqh, ahli dibidang kedokteran bahkan mereka juga menguasai literasi (membaca dan menulis).
.
.
Walau saat masa-masa permulaan islam masih sangat sedikit muslimah yang bisa membaca dan menulis. Namun didalam islam membaca dan menulis merupakan salah satu hal yang dianggap penting. Bahkan Allah SWT dalam al-Qur'an bersumpah menggunakan lafadz al-Qolam (القلم) yang artinya pena. Ini membuktikan bahwa islam sungguh mementingkan kegiatan menulis,
sebagaimana firman Allah:
ﻥ ﻭَﺍﻟْﻘَﻠَﻢِ ﻭَﻣَﺎ ﻳَﺴْﻄُﺮُﻭﻥ
“Nun, demi qalam dan apa yang mereka tulis”. (Q.S. Al-Kalam: 1)
Dan juga firman Allah:
ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻭَﺭَﺑُّﻚ ﺍﻟْﺄَﻛْﺮَﻡُ. ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻋَﻠَّﻢَ ﺑِﺎﻟْﻘَﻠَﻢِ. ﻋَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﺈِﻧﺴَﺎﻥَ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﻌْﻠَﻢ
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-Alaq: 3-5)
.
.
Diantara perempuan muslimah yang mahir dalam menulis pada zaman Rasul adalah Syifa binti Abdullah. Ia merupakan sosok perempuan yang sudah pandai membaca dan menulis dari sejak masa jahiliyah.
.
.
Syifa binti Abdullah bin Abdi Syamsi Bin Khalaf. Ia adalah seorang perempuan yang mahir dalam menulis juga menguasai bidang pengobatan maupun ruqiyah. Menurut sebagian pendapat, Syifa binti Abdullah memiliki nama asli Laila. Adapun nama Syifa yang disandangnya merupakan nama laqob (julukan) saja. Ibu kandungnya bernama Fatimah binti Abi Wahab bin Amr. Adapun suaminya bernama Abu hammah Bin Hudzaifah Bin Gonam al-Qurasy al-Adawiy. Dari suaminya itu, Syifa memiliki anak bernama Sulaiman.
.
.
Syifa binti Abdillah mulai memeluk Islam sejak sebelum peristiwa hijrah. Ia merupakan bagian dari orang-orang pertama yang turut hijrah dari Makkah ke Madinah. Ia berbaiat kepada Nabi SAW. Di kalangan para perempuan, Ia termasuk bagian dari perempuan cerdas dan memiliki keutamaan.
.
.
Umar bin Khathab sangat memuji kecerdasan dan ide-ide Asy-Syifa, dan kerap menerima pendapatnya. Umar bahkan memberinya tugas untuk mengurusi masalah pasar. Selain mahir dalam membaca dan menulis, Syifa pun juga memiliki keahlian dalam bidang ruqyah.
.
.
Wanita yang Mendedikasikan dirinya untuk Pendidikan. Asy-Syifa’ adalah wanita yang beruntung karena dapat perhatian dari Rasulullah. Beliau memberinya sebuah rumah khusus di Madinah. Dia menempati rumah tersebut bersama anaknya, Sulaiman. Di situlah tempat yang senantiasa didatangi oleh wanita mukminah Madinah untuk belajar membaca dan menulis. Itulah sekolah pertama di Madinah. Dan hafsah binti Umar merupakan salah satu muridnya dan merupakan istri Rasulullah Saw
.
.
Telah diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah meminta asy-Syifa’untuk mengajari Hafshah ilmu menulis dan sebagian Ruqyah (pengobatan dengan doa-doa). Asy-Syifa’ berkata,
“Suatu ketika Rasulullah masuk, sedangkan saya berada di samping Hafshah, beliau bersabda, ‘Mengapa tidak engkau ajarkan kepadanya ruqyah sebagaimana engkau ajarkan kepadanya menulis?‘
” (HR. Abu Dawud)
Asy-Syifa’ telah mendapatkan bimbingan yang banyak dari Rasulullah. Sungguh, asy-Syifa’ sangat mencintai Rasulullah sebagaimana kaum mukminin dan mukminah yang lain. Beliau belajar dari hadits-hadits Rasulullah tentang urusan agama dan dunia. Beliau juga turut menyebarkan Islam dan memberikan nasihat kepada umat dan tidak kenal lelah untuk menjelaskan kesalahan-kesalahan. Di antara yang meriwayatkan hadits dari beliau dalah putranya yaitu Sulaiman dan cucu-cucunya, hamba sahayanya yaitu Ishak dan Hafshah, Ummul Mukminin serta yang lain-lain.
.
.
Begitu besar dedikasi as syifa terhadap pendidikan saat itu sehingga sudah seharusnya ia termasuk pelopor literasi bagi muslimah yang memberikan penerangan dan pencerahan terhadap peradaban islam.
.
.
Bagiku pelopor literasiku adalah komunitas revowriter. Bukan karena aku tidak bisa membaca dan menulis. Bagiku menulis bukan sekedar menulis namun menulis adalah menyampaikan ilmu, menyampaikan gagasan, pemahaman, konsep atau pengetahuan yang dimiliki. Untaian kata-kata yang mengandung sejuta makna dan hikmah didalamnya. Dan bagiku itu bukan hal yang gampang. Didalam benakku orang yang layak menulis adalah mereka yang memiliki ilmu (tsaqafah yang tinggi) atau minimal S2 dalam jenjang pendidikan. Apalah saya yang tidak memiliki itu semua.
.
Namun semangat untuk menyampaikan kebaikan dengan harapan terkumpulnya pundi-pundi pahala menggalahkan asumsiku. Aku pun memberanikan diri untuk bergabung dikomunitas revowriter. Walau belum pernah bertemu langsung dengan sang cikgu revowriter namun ilmu dan tsaqofahnya mewarnai setiap tulisan yang tergoreskan.
.
.
Misinya sama dengan keinginanku yaitu "Menjadi penulis revolusioner (Pembawa perubahan) yang karyanya mendominasi dunia tulis-menulis dan menginspirasi muslim untuk menjadi pribadi islami, serta mendorong perubahan masyarakat ke arah peradaban mulia membuatku semakin betah bertengger di ratusan deretan para revowriter lainnya.
"Sungguh besar dan mulia visi dan misi revowriter dan aku ingin menjadi salah satunya"
#sahabiyahinspirasimuslimah
#GerakanFbUntukDakwah
#revowriter6
Siapa Pelopor Literasi Sesungguhnya
Di hari peringatan kelahiran Kartini tidak hanya dinobatkan sebagai pahlawan nasional karena rekam jejaknya untuk pendidikan kaumnya di masa itu. Namun bagi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kartini lebih dari itu. Kartini adalah sosok perempuan dengan banyak dimensi. Kartini bukan sekadar tokoh perempuan yang memperjuangkan emansipasi. Tapi, Kartini adalah Ibu Literasi Indonesia.
.
.
Menurut beliau, Kartini merupakan sosok yang pertama kali mengingatkan kaum perempuan untuk meraih pendidikan. Pemikiran Kartini begitu kompleks tertulis dalam surat-suratnya. Jadi, Kartini layak dinobatkan sebagai pelopor literasi nasional.
.
.
Namun sebenarnya jauh sebelum adanya kartini, telah hadir muslimah di zamannya yang menginspirasi dunia akan dunia literasi. Bahkan Perempuan memiliki andil besar dalam membangun masyarakat Islam. Mereka memiliki peranan penting dalam banyak hal. Termasuk dalam urusan agama, urusan pendidikan, maupun urusan ekonomi. Muslimah kala itu tidak hanya sebagai penghafal al-qur’an, perawi hadist, ahli fiqh, ahli dibidang kedokteran bahkan mereka juga menguasai literasi (membaca dan menulis).
.
.
Walau saat masa-masa permulaan islam masih sangat sedikit muslimah yang bisa membaca dan menulis. Namun didalam islam membaca dan menulis merupakan salah satu hal yang dianggap penting. Bahkan Allah SWT dalam al-Qur'an bersumpah menggunakan lafadz al-Qolam (القلم) yang artinya pena. Ini membuktikan bahwa islam sungguh mementingkan kegiatan menulis,
sebagaimana firman Allah:
ﻥ ﻭَﺍﻟْﻘَﻠَﻢِ ﻭَﻣَﺎ ﻳَﺴْﻄُﺮُﻭﻥ
“Nun, demi qalam dan apa yang mereka tulis”. (Q.S. Al-Kalam: 1)
Dan juga firman Allah:
ﺍﻗْﺮَﺃْ ﻭَﺭَﺑُّﻚ ﺍﻟْﺄَﻛْﺮَﻡُ. ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻋَﻠَّﻢَ ﺑِﺎﻟْﻘَﻠَﻢِ. ﻋَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﺈِﻧﺴَﺎﻥَ ﻣَﺎ ﻟَﻢْ ﻳَﻌْﻠَﻢ
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. Al-Alaq: 3-5)
.
.
Diantara perempuan muslimah yang mahir dalam menulis pada zaman Rasul adalah Syifa binti Abdullah. Ia merupakan sosok perempuan yang sudah pandai membaca dan menulis dari sejak masa jahiliyah.
.
.
Syifa binti Abdullah bin Abdi Syamsi Bin Khalaf. Ia adalah seorang perempuan yang mahir dalam menulis juga menguasai bidang pengobatan maupun ruqiyah. Menurut sebagian pendapat, Syifa binti Abdullah memiliki nama asli Laila. Adapun nama Syifa yang disandangnya merupakan nama laqob (julukan) saja. Ibu kandungnya bernama Fatimah binti Abi Wahab bin Amr. Adapun suaminya bernama Abu hammah Bin Hudzaifah Bin Gonam al-Qurasy al-Adawiy. Dari suaminya itu, Syifa memiliki anak bernama Sulaiman.
.
.
Syifa binti Abdillah mulai memeluk Islam sejak sebelum peristiwa hijrah. Ia merupakan bagian dari orang-orang pertama yang turut hijrah dari Makkah ke Madinah. Ia berbaiat kepada Nabi SAW. Di kalangan para perempuan, Ia termasuk bagian dari perempuan cerdas dan memiliki keutamaan.
.
.
Umar bin Khathab sangat memuji kecerdasan dan ide-ide Asy-Syifa, dan kerap menerima pendapatnya. Umar bahkan memberinya tugas untuk mengurusi masalah pasar. Selain mahir dalam membaca dan menulis, Syifa pun juga memiliki keahlian dalam bidang ruqyah.
.
.
Wanita yang Mendedikasikan dirinya untuk Pendidikan. Asy-Syifa’ adalah wanita yang beruntung karena dapat perhatian dari Rasulullah. Beliau memberinya sebuah rumah khusus di Madinah. Dia menempati rumah tersebut bersama anaknya, Sulaiman. Di situlah tempat yang senantiasa didatangi oleh wanita mukminah Madinah untuk belajar membaca dan menulis. Itulah sekolah pertama di Madinah. Dan hafsah binti Umar merupakan salah satu muridnya dan merupakan istri Rasulullah Saw
.
.
Telah diriwayatkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah meminta asy-Syifa’untuk mengajari Hafshah ilmu menulis dan sebagian Ruqyah (pengobatan dengan doa-doa). Asy-Syifa’ berkata,
“Suatu ketika Rasulullah masuk, sedangkan saya berada di samping Hafshah, beliau bersabda, ‘Mengapa tidak engkau ajarkan kepadanya ruqyah sebagaimana engkau ajarkan kepadanya menulis?‘
” (HR. Abu Dawud)
Asy-Syifa’ telah mendapatkan bimbingan yang banyak dari Rasulullah. Sungguh, asy-Syifa’ sangat mencintai Rasulullah sebagaimana kaum mukminin dan mukminah yang lain. Beliau belajar dari hadits-hadits Rasulullah tentang urusan agama dan dunia. Beliau juga turut menyebarkan Islam dan memberikan nasihat kepada umat dan tidak kenal lelah untuk menjelaskan kesalahan-kesalahan. Di antara yang meriwayatkan hadits dari beliau dalah putranya yaitu Sulaiman dan cucu-cucunya, hamba sahayanya yaitu Ishak dan Hafshah, Ummul Mukminin serta yang lain-lain.
.
.
Begitu besar dedikasi as syifa terhadap pendidikan saat itu sehingga sudah seharusnya ia termasuk pelopor literasi bagi muslimah yang memberikan penerangan dan pencerahan terhadap peradaban islam.
.
.
Bagiku pelopor literasiku adalah komunitas revowriter. Bukan karena aku tidak bisa membaca dan menulis. Bagiku menulis bukan sekedar menulis namun menulis adalah menyampaikan ilmu, menyampaikan gagasan, pemahaman, konsep atau pengetahuan yang dimiliki. Untaian kata-kata yang mengandung sejuta makna dan hikmah didalamnya. Dan bagiku itu bukan hal yang gampang. Didalam benakku orang yang layak menulis adalah mereka yang memiliki ilmu (tsaqafah yang tinggi) atau minimal S2 dalam jenjang pendidikan. Apalah saya yang tidak memiliki itu semua.
.
Namun semangat untuk menyampaikan kebaikan dengan harapan terkumpulnya pundi-pundi pahala menggalahkan asumsiku. Aku pun memberanikan diri untuk bergabung dikomunitas revowriter. Walau belum pernah bertemu langsung dengan sang cikgu revowriter namun ilmu dan tsaqofahnya mewarnai setiap tulisan yang tergoreskan.
.
.
Misinya sama dengan keinginanku yaitu "Menjadi penulis revolusioner (Pembawa perubahan) yang karyanya mendominasi dunia tulis-menulis dan menginspirasi muslim untuk menjadi pribadi islami, serta mendorong perubahan masyarakat ke arah peradaban mulia membuatku semakin betah bertengger di ratusan deretan para revowriter lainnya.
"Sungguh besar dan mulia visi dan misi revowriter dan aku ingin menjadi salah satunya"
#sahabiyahinspirasimuslimah
#GerakanFbUntukDakwah
#revowriter6